Rabu, 28 Oktober 2015

Jenis Serat Alami





Serat alami menurut Jumaeri, (1977:5), yaitu “Serat yang langsung diperoleh di alam. Serat merupakan bahan baku yang digunakan dalam pembuatan benang dan kain. Sebagai bahan baku dalam pembuatan benang dan pembuatan kain, serat memegang peranan penting, sebab :
·         Sifat-sifat serat akan mempengaruhi sifat-sifat benang atau kain yang dihasilkan.
·         Sifat-sifat serat akan mempengaruhi cara pengolahan benang atau kain baik pengolahan secara mekanik maupun pengolahan secara kimia.
Serat dikenal orang sejak ribuan tahun sebelum Masehi seperti pada tahun 2.640 SM negara Cina sudah menghasilkan serat sutera dan tahun 1.540 SM telah berdiri industri kapas di India, serat flax pertama digunakan di Swiss pada tahun 10.000 SM dan serat wol mulai digunakan orang di Mesopotamia pada tahun 3000 SM. Selama ribuan tahun serat flax, wol, sutera dan kapas melayani kebutuhan manusia paling banyak. Pada awal abad ke 20 mulai diperkenalkan serat buatan hingga sekarang bermacam-macam jenis serat buatan diproduksi.

Serat alami meliputi serat yang diproduksi oleh tumbuh-tumbuhan, hewan, dan proses geologis. Serat jenis ini bersifat dapat mengalami pelapukan. Serat alami dapat digolongkan menjadi :
a.      Serat Selulosa
b.      Serat Protein
c.       Serat Mineral

a.      Serat Selulosa
Serat tumbuhan/serat pangan biasanya tersusun atas selulosa, semi selulosa, dan kadang-kadang mengandung pula lignin. Sifat umum serat yang dari selulosa adalah mudah menyerap air (higroskopis), mudah kusut, dan jika dilakukan uji pembakaran menimbulkan bau dan arang seperti terbakar. Contoh dari serat jenis ini yaitu katun dan kain rami. Serat tumbuhan digunakan sebagai bahan pembuat kertas dan tekstil.
Serat selulosa dapat berasal dari :
Batang, seperti : serat flax (linen), henep, jute, kenaf, sunn, rami, dll
Daun, seperti : abaca (manilla), henequen, sisal, dll
Buah, seperti : serat serabut kelapa
Biji, seperti : serat kapas dan kapuk

Berikut adalah serat-serat yang berasal dari serat selulosa :
1.       Serat Flax (Linen)
Serat Flax (Linen) adalah serat alami paling mahal yang diambil dari batang Linum Usitatissium. Flax adalah tanaman tahunan yang dapat tumbuh disegala cuaca dan keadaan tanah. Linen adalah jenis kain yang pertama kali dibuat oleh manusia mulai zaman prasejarah 500-1000 SM. Bahan kain ini digunakan pada zaman Mesir Kuno untuk membungkus mumi karena dianggap sebagai lambang kesucian dan cahaya. Serat flax lebih kuat dibandingkan serat selulosa lainnya, tetapi kurang elastis, sehingga mudah mengkerut. Flax mudah kusut, karenanya ketika penyetrikaan harus dalam keadaan lembab. Flax berdaya serap sangat tinggi, konduktor panas yang baik dan terasa dingin. Flax bisa rusak karena jamur, keringat dan pemutih, tahan terhadap ngengat dan kumbang karpet. Kekuatan dan bundle serat yang menebal dan menipis sehingga dapat memberikan tekstur tertentu pada kainnya. Serat flax berwarna keabu-abuan jika proses pembusukan dilakukan dengan embun, tetapi warna menjadi kekuning-kuningan dengan proses pembusukan dengan air. Serat ini digunakan untuk kain pakaian tekstil, benang jahit, jala, pipa pemadam kebakaran dan sebagai campuran dengan kapas .

2.       Serat Henep
Henep adalah serat yang diperoleh dari batang tanaman Cannabis Sativa. Serat henep telah digunakan sejak zaman pra sejarah di Asia dan Timur Tengah. Saat ini negara utama penghasil henep adalah Rusia, Italia dan Yugoslavia. Tanaman Henep menghasilkan cairan yang mengandung narkotik marijuana, sehingga dibeberapa daerah penanaman henep dilarang. Tanaman Henep adalah tanaman tahunan, henep tumbuh ditanah lumpur berpasir yang cukup subur, gembur dan dapat mengalirkan air dengan baik. Serat henep warnanya sangat muda dan berkilau, tetapi pada umumnya serat berwarna abu-abu pucat kekuning-kuningan, kehijau-hijauan atau coklat, bergantung pada cara pemisahannya. Kekuatan serat henep sama dengan serat flax. Serat henep digunakan untuk tali temali, karung dan kanvas.

3.       Serat Jute
Jute adalah serat yang didapat dari kulit batang tanamanan Corchorus Capsularis dan Corchorus Olitorius. Serat jute berasal dari afrika dan telah digunakan sejak jaman mesir. Penanaman jute berkembang ke asia terutama ke India dan Pakistan. Serat jute mempunyai kekuatan dan kilau sedang, tetapi mulurnya sangat rendah, seratnya kasar sehingga membatasi kehalusan benang. Jute dapat ditanam didaerah tropis maupun subtropis dengan kondisi cuaca yang hangat dan lembab kadang tumbuh baik dipinggiran sungai. Penggunaan serat jute sebagai bahan pembungkus dan karung, sebagai tekstil industri pelapis permadani, isolasi listrik, tali-temali, terpal, dan bahan untuk atap. Tetapi untuk jenis makanan tertentu jute tidak baik dipergunakan sebagai bahan pembungkus karena bulu-bulu yang putus akan mengotori makanannya.

4.       Serat Rosela (Java Jute)
Rosela adalah serat yang diambil dari tanaman Hibiscus Sabdariffa. Terdapat di Indonesia (Jawa tengah dan Jawa timur), India, Bangladesh, Filipina. Bentuk tanaman rosella sama seperti kenaf. Batang dan daunnya berwarna hijau tua sampai kemerahan dan bunganya putih krem sampai kuning. Serat rosella berwarna krem sampai putih perak, berkilau dengan kekuatan yang cukup baik. Pemisahan serat dan pencuciannya seperti halnya pada serat jute  dengan cara retting. Kekuatan serat rosela dalam keadaan kering sedikit lebih rendah dari serat jute, tetapi dalam keadaan basah kekuatan serat rosela tetap, sedangkan serat jute menurun. Mulur saat putus dari serat rosela  hampir sama dengan serat jute. Serat rosella digunakan untuk karung pembungkus gula dan beras. Pada saat ini, tanaman rosela walau aslinya dari Asia, sudah menyebar luas ke Benua Amerika, khususnya Amerika Serikat. Bahkan, di Australia, serat rosela sudah sejak lama dimanfaatkan oleh penduduk asli (Aborigin) untuk kepentingan membuat tali, membuat tambang, ataupun perlengkapan lainnya. Bahkan rosela dimanfaatkan sebagai bahan makanan (buah, biji, dan daun mudanya).

5.       Serat Kenaf
Serat kenaf adalah serat yang diambil dari batang tanaman Hibiscus Cannabinus.Negara penghasil kenaf India dan Pakistan. Seratnya terbatas penggunaannya hanya untuk kemasan, karung, tali temali dengan mutu dibawah serat jute.Serat ini berwarna coklat muda dan berkilau seperti jute. Kenaf adalah jenis tanaman yang mudah dibudidayakan di daerah tropis seperti Indonesia. Kenaf sangat potensial untuk industri secara global karena kandungan selulosanya tinggi. Serat kenaf tidak dapat digunakan untuk busana, tapi dapat dijadikan bahan kertas setelah diputihkan dalam bentuk pulp. Batang kenaf menghasilkan dua jenis serat, yaitu bagian luar batang seratnya lebih kasar dibandingkan bagian dalam batang. Pada acara Tahun Serat Alam 2009, kenaf dijadikan salah satu serat yang dijadikan andalan dunia untuk cadangan selulosa, karena pertumbuhannya yang mudah dan produktif.

6.       Serat Sunn
Serat sunn adalah serat yang didapat dari batang tanaman Crotalaria Juncea. Negara penghasil sun adalah India dan Pakistan. Seratnya berwarna sangat muda dan berkilau. 
Serat sunn tahan terhadap jamur dan mikroorganisme. Penggunaannya untuk tali-temali, kertas, jala, dan karung.

7.       Serat Rami
Rami adalah serat yang diperoleh dari batang tanaman Boehmeria Nivea. Rami telah digunakan sejak 5000-3300 sebelum masehi didaerah China sebagai pembungkus mummy. Negara penghasil rami adalah China, Taiwan, Filipina, Jepang dan Amerika Serikat. Rami berkembang di Indonesia sudah sejak masa penjajahan belanda. Serat rami berwarna sangat putih, berkilau dan tidak berubah warnanya karena sinar matahari. Serat rami tahan terhadap bakteri dan jamur. Serat rami digunakan sebagai jala, kanvas, tali temali. Di Jepang serat rami digunakan sebagai bahan pembuat kimono. Serat rami sangat digemari oleh perancang karena teksturnya yang nyaman dan baik digunakan untuk busana apapun






8.       Serat Urena
Serat urena adalah serat yang didapat dari tanaman Urena Lobata. Negara penghasil urena adalah Congo, Brazilia dan Madagaskar. Serat urena berwarna putih agak krem, berkilau, halus, lembut dan fleksibel, kekuatan hamper sama dengan jute. Serat urena digunakan untuk karung. 

9.       Serat Abaka
Serat abaka adalah serat yang diperoleh dari daun tanaman Musa Textilis, salah satu anggota keluarga pisang, yang berasal dari Filipina, juga dikenal dengan nama manila. Serat abaka berkilau berwarna putih sampai kuning gading, krem dan coklat muda atau bahkan sampai kehitaman bergantung pada varietas serta letak pelepah batangnya. Serat abaka mempunyai kekuatan yang tinggi, tahan tekukan, dan tahan terhadap air laut. Di filipina serat ini digunakan sebagai pakaian ningrat atau kebesaran, dengan model pakaian wanita pada umumnya berbentuk bolgoun. Serat abaka yang halus digunakan sebagai benang tenun, yang kasar untuk tali kapal, tikar, karpet, kertas (manila).

10.   Serat Sisal 
Serat Sisal adalah serat yang didapat dari daun tanaman Agavensi Salana. berasal dari wilayah Sisal, Yucatan di Meksiko Tenggara. Negara penghasil sisal adalah Brazil, Haiti, Mozambique dan Angola. Serat sisal dipakai untuk tali temali. Dibandingkan dengan Manila, serat Sisal lebih unggul dalam hal tensile strength, panjang serat, keseragaman, kelenturan, ketahanan terhadap abrasi, dan kemuluran dalam air. Serat ini akan dirangkai menjadi tali tambang yang terkenal karena keuletannya, keawetannya, ke-elastis-annya, kemampuan menyerap warna dan tidak hancur karena air asin. Dengan berkembangnya bahan plastik (polypropylene), fungsi serat sisal sebagai tali pengikat (twine) sudah sebagian digantikan oleh tambang plastik. Namun karena sifatnya yang ramah lingkungan (biodegradable) maka serat sisal masih banyak dipakai dalam industri kertas, karpet, bahkan sebagai penguat pada bahan composite industri otomotif. Negara Brazil diketahui sebagai penghasil sisal terbesar di dunia dengan menyuplai sebanyak 113 ribu ton serat sisal per tahunnya.

11.   Serat Henequea
Serat Henequea adalah serat yang diperoleh dari daun tanaman Agave Fourcroydes. Tanaman ini berasal dari Meksiko, dan seratnya sudah digunakan oleh orang Indian sejak zaman pra sejarah.  Bentuk tanaman seperti sisal, dan cara penuaannya seperti sisal pula. Seratnya berwarna putih berkilau dan mempunyai sifat yang sama seperti sisal. Produsen henequea adalah Mexico dan Kuba yang dibuat perkebunan dengan tinggi pohon rata-rata 1 m, jika dibiarkan henequen dapat mencapai 2 m, cara pengambilan serat dengan menebang pohonnya kemudian serat dipisahkan dengan cara dikortisasi, di cuci lalu dijemur. Panjang serat sampai 150 cm dipergunakan untuk tali temali dan kemasan.

12.   Serat Goni
Serat goni diambil dari tumbuhan tinggi dengan nama yang sama dan mudah dibudidayakan dan dipanen. Goni adalah serat termurah dan digunakan dalam jumlah besar. Serat goni tidak tahan lama karena cepat rusak bila terkena kelembaban, kekuatan kurang. Serat goni tidak bisa diputihkan menjadi putih bersih. Serat goni dipergunakan untuk benang pengikat untuk karpet, kain kasar dan murah, kantong berat dan sebagainya.


13.   Serat Nanas
Serat daun nanas (pineapple–leaf fibres) adalah salah satu jenis serat yang berasal dari tumbuhan (vegetable fibre) yang diperoleh dari daun tanaman nanas. Tanaman nanas yang juga mempunyai nama lain, yaitu Ananas Cosmosus, (termasuk dalam family bromeliaceae), pada umumnya termasuk jenis tanaman semusim. Tanaman nanas akan dibongkar setelah dua atau tiga kali panen untuk diganti tanaman baru, oleh karena itu limbah daun nanas terus berkesinambungan sehingga cukup potensial untuk dimanfaatkan sebagai produk tekstil yang dapat memberikan nilai tambah. Intensitas sinar matahari yang tidak terlalu banyak (sebagian terlindung) pada umumnya akan menghasilkan serat yang kuat, halus, dan mirip sutera (strong, fine and silky fibre). Serat nanas mampu menyerap keringat dan kelembaban. Bahan serat nanas jatuhnya kaku dan transparan, persis seperti bahan organdi, namun serat nanas berkilau lembut, bertekstur garis halus dan agak ringan. Dengan kelebihan yang dimiliki oleh serat nanas, disamping pemanfaatan utama untuk industry tekstil, misal pembuatan kain vertical blind (tirai penutup jendela) ataupun digunakan sebagai wall paper (kain pelapis dinding), serat nenas dapat juga dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, misal sebagai bahan baku kertas (pulp), dikembangkan sebagai bahan composite sebagai reinforced plastics ataupun roofing (eternit). Sebagai bahan baku pembuat kertas yang cocok untuk tissue, filter rokok dan pembersih lensa, kertas dari serat daun nenas memiliki kualitas yang baik dengan permukaan yang halus.

14.   Serat Lidah Mertua
Serat Lidah Mertua diperoleh dari serat daun jenis Sansivera trifasciata, merupakan jenis tanaman hias famili  Agavaceae, termasuk penemuan serat baru dan mempunyai warna putih, kilau dan kekuatannya seperti sutera. Tanaman ini berdaun tebal dan memiliki kandungan air sukulen, sehingga tahan kekeringan. Dalam kondisi lembab atau basah bisa tumbuh subur. Selain cepat pertumbuhannya, jenis ini berdaun panjang sehingga memungkinkan dihasilkan serat yang baik dan banyak. Serat ini tergolong dalam serat tumbuhan yang diperoleh dari bagian daun. Karakteristik Serat Lidah Mertua yaitu serat daunnya panjang, mengkilap, kuat, elastis dan tidak merapuh meskipun terkena air. Keunggulan sifat-sifat tersebut menyebabkan serat daun ini berpotensi digunakan sebagai bahan baku pakaian. Di beberapa negara maju, lidah mertua digunakan sebagai bahan dasar parfum. Bila ingin membuktikan aromanya, cobalah berdiri di dekat lidah mertua saat sore hari. Tanaman ini akan menghasilkan wewangian. Terlebih ketika berbunga. Serat Lidah Mertua juga banyak dimanfaatkan untuk bahan kerajinan dan sandang.

15.   Serat Enceng Gondok
Serat Enceng Gondok diperoleh dari batang tanaman air enceng gondok (eichhornia crassipes solms), dikenal sebagai gulma air yang pertumbuhannya sulit dikendalikan. Serat Enceng Gondok berwarna coklat, kuat, tahan panas dan tahan cuci. Dengan kandungan serat yang cukup besar, eceng gondok berpotensi untuk dikembangkan dalam bidang komposit berbasis serat alam. Hal itu dikarenakan tanaman ini dinilai memiliki kualitas serat yang ulet, kandungan serat cukup tinggi, bahan baku yang melimpah (sustainability resources), murah dan mudah didapat, serta tidak beracun. Salah satu aplikasinya adalah untuk pembuatan papan serat berkerapatan sedang. Serat eceng gondok juga sudah dimanfaatkan sebagai bahan baku kerajinan berupa kursi, meja, tali, hiasan dinding, furniture, dll.

16.   Serat Serabut Kelapa (Coir Fiber)
Serat sabut kelapa (coir fiber) memiliki dua warna warna kuning kecokelatan dan merah kecokelatan. Sebagai serat alami coir fiber dapat diandalkan, karena ketahanannya terhadap kelapukan. Ketahanan tersebut merupakan akibat dari kandungan asam silicic dan lignin. Serat sabut kelapa (coir fiber) anti ngengat dan tahan terhadap jamur. Coir fiber memberikan insulasi yang sangat baik terhadap suhu dan suara. Coir fiber tidak mudah terbakar, bentuk konstan bahkan setelah digunakan dan mudah dibersihkan. Coir fiber mampu menampung air 3 kali dari beratnya, 15 kali lebih lama daripada kapas untuk rusak, 7 kali lebih lama dari rami untuk rusak. Sabut Geotextiles adalah 100% bio-degradable dan ramah lingkungan






17.   Serat Kapas 
Berasal dari tanaman kapas, dan lebih dikenal dengan nama jenis kain katun. Jenis kain katun lebih mudah didapat dan harganya terjangkau. Seratnya nyaman dan bisa dipakai disemua kalangan masyarakat. Serat kapas sangat penting di industri tekstil karena bahannya mudah didapat, sangat kuat. Sifat kapas yg kurang kenyal, elastisitas sangat rendah menyebabkan kapas mudah kusut. Namun kapas nyaman dan terasa lembut, berdaya serap baik,  mengalirkan panas dengan baik. Kapas bisa melemah karena paparan sinar matahari dalam jangka waktu yang lama dan bisa rusak karena serangga, jamur, lumut serta ngengat. Kapas itu dipintal dan kemudian manjadi benang, akhirnya ditenun menjadi kain. Industri tekstil banyak mengandalkan kapas menjadi bahan utama. Kapas jugadDigunakan sebagai campuran dengan serat lain seperti rayon, poliester, spandeks dan sebagainya.

18.   Serat Kapuk 
Serat Kapuk adalah serat biji yang diperoleh dari kapsul biji tanaman dan pohon yang disebut Ceiba Pentandra yang tumbuh di Jawa dan Sumatra (Indonesia), Meksiko, Amerika Tengah dan Karibia, Amerika Selatan bagian Utara dan Afrika Barat tropis. Serat berwarna coklat kekuning-kuningan, mengkilap dan sangat ringan, seratnya sangat lembut, rapuh dan tidak elastis. Kapuk mempunyai sifat mengambang yang sangat besar dan melenting (resilience) yang baik, bebas hama, tetapi sangat mudah terbakar. Karena serat kapuk bersifat rapuh dan tidak elastis, maka serat ini tidak dapat dipintal dan tidak dapat dipergunakan sebagai bahan pakaian. Sifat mengambang yang sangat besar menyebabkan kapuk sangat baik untuk digunakan sebagai pengisi pelampung penyelamat, dan bantal kasur. Disamping itu biji kapuk dapat diperas untuk diambil minyaknya untuk membuat sabun, sedangkan sisa pemerasnya (bungkil) dapat dipergunakan untuk pupuk dan makanan tenak.

b.      Serat Protein
Serat tekstil yang mengandung gugus kimia protein yang utama diproduksi adalah :
1.      Serat sutera
2.      Serat wool
Sifat umum serat protein adalah sangat mudah menyerap air (higroscopis) dibanding serat kapas, Jika dilakukan uji pembakaran akan menimbukan abu hitam rapuh mengarang berkerikil, dan bau pembakarannya seperti rambut terbakar, nyala apinya cepat terambat.

1.       Serat sutera
Sutera adalah serat yang diperoleh dari jenis serangga yang disebut Lepidoptra. Serat sutra berbentuk filament, dihasilkan oleh larva ulat sutera waktu membentuk kepompong. Sutra sangat mengkilap karena struktur seperti prisma segitiga, sehingga kain sutra dapat membiaskan cahaya yang masuk pada sudut yang berbeda. Pemeliharaan ulat sutera dimulai dari negeri Cina, kemudian menyebar ke Jepang, Asia Tengah, Asia Timur dan Eropa. Pada saat ini negeri penghasil sutera adalah Jepang, Cina, Italia dan Perancis. Serat sutera memiliki daya jual yang tinggi, karena memiliki kilau dan kehalusan yang tidak dimiliki serat lain. Kekuatan serat sutera baik namun dalam keadaan basah kekuatan serat sutera berkurang. Sutera tidak tahan matahari, penyinaran langsung oleh sinar matahari akan menyebabkan lama kelamaan menguning dan seratnya rusak. Serat sutera juga tidak tahan panas dan asam namun tahan terhadap ngengat. Karena sifat-sifatnya yang sangat baik. Seperti kekuatannya tinggi, daya serapnya tinggi, pegangannya lembut, tahan kusut, kenampakannya mewah, maka sutera sangan banyak dipergunakan untuk pakaian, busana, benang jahit, benang jahit untuk operasi, untuk tekstil, dasi, kaus kaki, pakaian wanita, saputangan, dan lain sebagainya.

2.       Serat Wol
Serat wol adalah serat rambut yang berasal dari biri-biri, kambing, unta, dan lain-lain. Serat yang lebih halus, lebih lembut dan lebih hangat cenderung memiliki lebih banyak sisik dan lebih halus. Serat yang lebih tebal dan kurang hangat memiliki lebih sedikit sisik dan kasar. Biasanya, serat wol yang lebih baik dengan sisik yang lebih halus tampak kusam daripada kualitas serat berkualitas buruk yang memiliki lebih sedikit sisik. Serat wol memiliki daya kelenturan yang tinggi. Serat wol banyak digunakan ditempat yang dingin. Serat wol dapat menyerap uap air dengan baik serta tidak mudah kusut tetapi mudah terserang ngengat. Wol mempunyai sifat mengumpal (felting). Sinar matahari menyebabkan kemunduran kekuatan dan mulur serat wol. Pemeliharaan serat yang mengadung protein seperti wol dan sutera, pada umumnya tidak tahan alkali. Karena itu dalam pencucian jangan menggunakan sabun dengan busa yang sangat tinggi. Jika diinginkan mutu kwalitas kain yang tetap baik sebaiknya dilakukan pencucian dengan dry-clean atau dengan sampo rambut. Karena rambut kita adalah sama mengandung protein seperti serat wol dan sutera.

c.       Serat Asbes
Nama asbes berasal dari kata Yunani “Asbestcs” yang berarti dapat dibakar. Asbes dapat dibagi dalam dua golongan besar, yaitu :
1.      Asbes amphibole
2.      Asbes serpentine
Rusia adalah negara penghasil asbes terbesar. Asbes berasal dari perubahan bentuk atau proses transformasi batu-batu karang. Batu ini tersusun dari zat-zat besi, magnesium dan silikat. Batu tersebut terletak jauh dipermukaan tanah dan dipengaruhi oleh tekanan tinggi dan air panas yang mengandung garam-garam dan karbondioksida terlarut. Serat asbes sedikit menyerap air. Asbes sangat tahan panas dan api. Asbes merupakan penghantar listrik yang tidak baik. Asbes sangat tahan terhadap gesekan dan tahan cuaca. Asbes pun bersifat menyerap suara terutama untuk frekwensi tinggi. Saat ini asbes tidak lagi digunakan sebagai serat pakaian, karena faktor ekonomi dan kesehatan.





Sumber Pustaka :
Collier, AM et al, (1968), Handbook of Textiles, Lewis Publisher Ltd, Brighton, UK
Jumaeri dkk, (1979), Pengetahuan Barang Tekstil, Institut Teknologi Tekstil, Bandung
Supandi dkk., (2009), Pengetahuan Tekstil, (Rangkuman Kuliah), PKK FPTK UPI, Bandung
Mauresberger, Mathews, (1970), Textiles Fibers, John Willey & Son, London
Watanabe, Shigeru dkk, (2000), Teknologi Tekstil, Penerbit Jambatan, Jakarta
Prasetyo, Andhika P. 2009. Kekuatan Putus (Breaking Strength) Benang  dan  Jaring  PA Multifilamen  pada  Penyimpanan  di Ruang  Terbuka  dan Tertutup. Skripsi. Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, FPIK-IPB.
Klust, Gerhard. 1983b. Fibre Ropes for Fishing – FAO Fishing Manual. Surrey: Adlard & Son Ltd.
Soeprijono, P., 1973. Serat-serat Tekstil. Bandung; Institut Teknologi Tekstil.E4S – Environmental Teaching Resources.Cotton.


[UNCTAD] United Nations Conference on Trade and Development. Cotton: Description and Technical Features.  http://r0.unctad.org/infocomm/anglais/COTTON/characteristics.htm.