Serat alami menurut Jumaeri, (1977:5), yaitu “Serat yang langsung diperoleh
di alam. Serat merupakan bahan
baku yang digunakan dalam pembuatan benang dan kain. Sebagai bahan baku dalam
pembuatan benang dan pembuatan kain, serat memegang peranan
penting, sebab :
·
Sifat-sifat serat akan
mempengaruhi sifat-sifat benang atau kain yang dihasilkan.
·
Sifat-sifat serat akan
mempengaruhi cara pengolahan benang atau kain baik pengolahan secara mekanik
maupun pengolahan secara kimia.
Serat dikenal orang sejak ribuan tahun sebelum Masehi seperti pada tahun 2.640
SM negara Cina sudah menghasilkan serat sutera dan tahun 1.540
SM telah berdiri industri kapas di India, serat flax pertama digunakan
di Swiss pada tahun 10.000 SM dan serat wol mulai digunakan
orang di Mesopotamia pada tahun 3000 SM. Selama ribuan tahun serat flax, wol,
sutera dan kapas melayani kebutuhan manusia paling banyak. Pada awal abad ke 20
mulai diperkenalkan serat buatan hingga sekarang bermacam-macam jenis serat buatan diproduksi.
Serat alami meliputi serat yang
diproduksi oleh tumbuh-tumbuhan, hewan, dan proses geologis. Serat jenis ini
bersifat dapat mengalami pelapukan. Serat alami dapat digolongkan menjadi :
a.
Serat Selulosa
b.
Serat Protein
c.
Serat Mineral
a. Serat Selulosa
Serat
tumbuhan/serat pangan biasanya tersusun atas selulosa, semi selulosa, dan
kadang-kadang mengandung pula lignin. Sifat umum serat yang dari selulosa
adalah mudah menyerap air (higroskopis),
mudah kusut, dan jika dilakukan uji pembakaran menimbulkan bau dan arang
seperti terbakar. Contoh dari serat jenis ini yaitu katun dan kain rami. Serat
tumbuhan digunakan sebagai bahan pembuat kertas dan tekstil.
Serat selulosa
dapat berasal dari :
Batang, seperti :
serat flax (linen), henep, jute, kenaf, sunn, rami, dll
Daun, seperti :
abaca (manilla), henequen, sisal, dll
Buah, seperti :
serat serabut kelapa
Biji, seperti :
serat kapas dan kapuk
Berikut adalah
serat-serat yang berasal dari serat selulosa :
1. Serat Flax (Linen)
Serat Flax
(Linen) adalah serat alami paling mahal yang diambil dari batang Linum Usitatissium. Flax adalah tanaman
tahunan yang dapat tumbuh disegala cuaca dan keadaan tanah. Linen adalah jenis kain yang pertama
kali dibuat oleh manusia mulai zaman prasejarah 500-1000 SM. Bahan kain ini
digunakan pada zaman Mesir Kuno untuk membungkus mumi karena dianggap sebagai
lambang kesucian dan cahaya. Serat flax lebih kuat dibandingkan
serat selulosa lainnya, tetapi kurang elastis, sehingga mudah mengkerut. Flax mudah
kusut, karenanya ketika penyetrikaan harus dalam keadaan lembab. Flax berdaya
serap sangat tinggi, konduktor panas yang baik dan terasa dingin. Flax bisa
rusak karena jamur, keringat dan pemutih, tahan terhadap ngengat dan kumbang
karpet. Kekuatan dan bundle serat
yang menebal dan menipis sehingga dapat memberikan tekstur tertentu pada
kainnya. Serat flax berwarna keabu-abuan jika proses pembusukan dilakukan
dengan embun, tetapi warna menjadi kekuning-kuningan dengan proses pembusukan
dengan air. Serat ini digunakan untuk kain pakaian tekstil, benang jahit, jala,
pipa pemadam kebakaran dan sebagai campuran dengan kapas .
2. Serat Henep
Henep adalah
serat yang diperoleh dari batang tanaman Cannabis
Sativa. Serat henep telah digunakan sejak zaman pra sejarah di Asia dan
Timur Tengah. Saat ini negara utama penghasil henep adalah Rusia, Italia dan
Yugoslavia. Tanaman Henep menghasilkan cairan yang mengandung narkotik
marijuana, sehingga dibeberapa daerah penanaman henep dilarang. Tanaman Henep adalah
tanaman tahunan, henep tumbuh ditanah lumpur berpasir yang cukup subur, gembur
dan dapat mengalirkan air dengan baik. Serat henep warnanya sangat muda dan
berkilau, tetapi pada umumnya serat berwarna abu-abu pucat kekuning-kuningan,
kehijau-hijauan atau coklat, bergantung pada cara pemisahannya. Kekuatan serat
henep sama dengan serat flax. Serat henep digunakan untuk tali temali, karung
dan kanvas.
3. Serat Jute
Jute adalah serat
yang didapat dari kulit batang tanamanan Corchorus
Capsularis dan Corchorus Olitorius.
Serat jute
berasal dari afrika dan telah digunakan sejak jaman mesir. Penanaman jute
berkembang ke asia terutama ke India dan Pakistan. Serat
jute mempunyai kekuatan dan kilau sedang, tetapi mulurnya sangat rendah, seratnya
kasar sehingga membatasi kehalusan benang. Jute dapat ditanam didaerah tropis maupun
subtropis dengan kondisi cuaca yang hangat dan lembab kadang tumbuh baik
dipinggiran sungai. Penggunaan serat jute sebagai bahan
pembungkus dan karung, sebagai tekstil industri pelapis permadani, isolasi
listrik, tali-temali, terpal, dan bahan untuk atap. Tetapi untuk jenis makanan
tertentu jute tidak baik dipergunakan sebagai bahan pembungkus karena bulu-bulu
yang putus akan mengotori makanannya.
4. Serat Rosela (Java Jute)
Rosela adalah
serat yang diambil dari tanaman Hibiscus Sabdariffa.
Terdapat di Indonesia (Jawa tengah dan Jawa timur), India, Bangladesh,
Filipina. Bentuk tanaman rosella sama seperti kenaf. Batang dan daunnya
berwarna hijau tua sampai kemerahan dan bunganya putih krem sampai
kuning. Serat rosella berwarna krem sampai putih perak, berkilau dengan
kekuatan yang cukup baik. Pemisahan serat dan pencuciannya seperti halnya pada
serat jute dengan cara retting. Kekuatan serat rosela dalam keadaan
kering sedikit lebih rendah dari serat jute, tetapi dalam keadaan basah
kekuatan serat rosela tetap, sedangkan serat jute menurun. Mulur saat putus
dari serat rosela hampir sama dengan serat jute. Serat rosella digunakan
untuk karung pembungkus gula dan beras. Pada saat ini, tanaman rosela walau
aslinya dari Asia, sudah menyebar luas ke Benua Amerika, khususnya Amerika
Serikat. Bahkan, di Australia, serat rosela sudah sejak lama dimanfaatkan oleh
penduduk asli (Aborigin) untuk kepentingan membuat tali, membuat tambang, ataupun
perlengkapan lainnya. Bahkan rosela dimanfaatkan sebagai bahan makanan (buah,
biji, dan daun mudanya).
5. Serat Kenaf
Serat
kenaf adalah serat yang diambil dari batang tanaman Hibiscus Cannabinus.Negara penghasil kenaf India dan Pakistan. Seratnya terbatas penggunaannya hanya untuk kemasan,
karung, tali temali dengan mutu dibawah serat jute.Serat
ini berwarna coklat muda dan berkilau seperti jute. Kenaf adalah jenis tanaman yang mudah
dibudidayakan di daerah tropis seperti Indonesia. Kenaf sangat potensial untuk
industri secara global karena kandungan selulosanya tinggi. Serat kenaf tidak dapat digunakan untuk busana, tapi
dapat dijadikan bahan kertas setelah diputihkan dalam bentuk pulp. Batang kenaf
menghasilkan dua jenis serat, yaitu bagian luar batang seratnya lebih kasar
dibandingkan bagian dalam batang. Pada acara Tahun Serat Alam 2009, kenaf
dijadikan salah satu serat yang dijadikan andalan dunia untuk cadangan
selulosa, karena pertumbuhannya yang mudah dan produktif.
6. Serat Sunn
Serat sunn adalah
serat yang didapat dari batang tanaman Crotalaria
Juncea. Negara penghasil sun adalah India dan Pakistan. Seratnya berwarna
sangat muda dan berkilau.
Serat sunn tahan terhadap jamur dan mikroorganisme. Penggunaannya untuk tali-temali, kertas, jala, dan karung.
Serat sunn tahan terhadap jamur dan mikroorganisme. Penggunaannya untuk tali-temali, kertas, jala, dan karung.
7. Serat Rami
Rami adalah serat
yang diperoleh dari batang tanaman Boehmeria
Nivea. Rami telah digunakan sejak 5000-3300 sebelum masehi didaerah China
sebagai pembungkus mummy. Negara penghasil rami adalah China, Taiwan, Filipina,
Jepang dan Amerika Serikat. Rami
berkembang di Indonesia sudah sejak masa penjajahan belanda. Serat
rami berwarna sangat putih, berkilau dan tidak berubah warnanya karena sinar
matahari. Serat rami tahan terhadap bakteri dan jamur. Serat rami digunakan
sebagai jala, kanvas, tali temali. Di Jepang serat rami digunakan sebagai bahan
pembuat kimono. Serat rami sangat digemari oleh perancang karena teksturnya
yang nyaman dan baik digunakan untuk busana apapun
8. Serat Urena
Serat urena
adalah serat yang didapat dari tanaman Urena
Lobata. Negara penghasil urena adalah Congo, Brazilia dan Madagaskar. Serat
urena berwarna putih agak krem, berkilau, halus, lembut dan fleksibel, kekuatan
hamper sama dengan jute. Serat urena digunakan untuk karung.
9. Serat Abaka
Serat abaka
adalah serat yang diperoleh dari daun tanaman Musa Textilis, salah satu anggota keluarga pisang, yang berasal
dari Filipina, juga dikenal dengan nama manila. Serat abaka berkilau berwarna
putih sampai kuning gading, krem dan coklat muda atau bahkan sampai kehitaman
bergantung pada varietas serta letak pelepah batangnya. Serat abaka mempunyai
kekuatan yang tinggi, tahan tekukan, dan tahan terhadap air laut. Di filipina
serat ini digunakan sebagai pakaian ningrat atau kebesaran, dengan model
pakaian wanita pada umumnya berbentuk bolgoun.
Serat abaka yang halus digunakan sebagai benang tenun, yang kasar untuk tali
kapal, tikar, karpet, kertas (manila).
10. Serat Sisal
Serat Sisal
adalah serat yang didapat dari daun tanaman Agavensi
Salana. berasal dari wilayah Sisal, Yucatan di Meksiko Tenggara. Negara
penghasil sisal adalah Brazil, Haiti, Mozambique dan Angola. Serat sisal
dipakai untuk tali temali. Dibandingkan dengan Manila, serat Sisal lebih unggul dalam hal tensile strength, panjang serat, keseragaman,
kelenturan, ketahanan terhadap abrasi, dan kemuluran dalam air. Serat ini akan dirangkai menjadi tali tambang yang
terkenal karena keuletannya, keawetannya, ke-elastis-annya, kemampuan menyerap
warna dan tidak hancur karena air asin. Dengan berkembangnya bahan plastik (polypropylene),
fungsi serat sisal sebagai tali
pengikat (twine)
sudah sebagian digantikan oleh tambang plastik. Namun karena sifatnya yang
ramah lingkungan (biodegradable) maka serat sisal masih banyak dipakai
dalam industri kertas, karpet, bahkan sebagai penguat pada bahan composite industri otomotif. Negara
Brazil diketahui sebagai penghasil sisal terbesar di dunia dengan menyuplai
sebanyak 113 ribu ton serat sisal per tahunnya.
11. Serat Henequea
Serat Henequea adalah serat yang diperoleh
dari daun tanaman Agave Fourcroydes.
Tanaman ini berasal dari Meksiko, dan seratnya sudah digunakan oleh orang Indian sejak zaman pra sejarah.
Bentuk tanaman seperti sisal, dan cara penuaannya seperti sisal pula. Seratnya
berwarna putih berkilau dan mempunyai sifat yang sama seperti sisal. Produsen henequea
adalah Mexico dan Kuba yang dibuat perkebunan dengan tinggi pohon rata-rata 1
m, jika dibiarkan henequen dapat mencapai 2 m, cara pengambilan serat dengan
menebang pohonnya kemudian serat dipisahkan dengan cara dikortisasi, di cuci
lalu dijemur. Panjang serat sampai 150 cm dipergunakan untuk tali temali dan
kemasan.
12. Serat Goni
Serat
goni diambil dari tumbuhan tinggi dengan nama yang sama dan mudah dibudidayakan
dan dipanen. Goni adalah serat termurah dan digunakan dalam jumlah besar. Serat
goni tidak tahan lama karena cepat rusak bila terkena kelembaban, kekuatan
kurang. Serat goni tidak bisa diputihkan menjadi putih bersih. Serat goni
dipergunakan untuk benang pengikat untuk karpet, kain kasar dan murah, kantong
berat dan sebagainya.
13. Serat Nanas
Serat daun nanas
(pineapple–leaf fibres) adalah salah satu jenis serat yang berasal dari
tumbuhan (vegetable fibre) yang diperoleh dari daun tanaman nanas.
Tanaman nanas yang juga mempunyai nama lain, yaitu Ananas Cosmosus, (termasuk dalam family bromeliaceae), pada umumnya termasuk jenis tanaman semusim. Tanaman
nanas akan dibongkar setelah dua atau tiga kali panen untuk diganti tanaman
baru, oleh karena itu limbah daun nanas terus berkesinambungan sehingga cukup
potensial untuk dimanfaatkan sebagai produk tekstil yang dapat memberikan nilai
tambah. Intensitas sinar matahari yang tidak terlalu banyak (sebagian
terlindung) pada umumnya akan menghasilkan serat yang kuat, halus, dan mirip
sutera (strong, fine and silky fibre). Serat nanas mampu menyerap keringat dan kelembaban. Bahan serat
nanas jatuhnya kaku dan transparan, persis seperti bahan organdi, namun serat
nanas berkilau lembut, bertekstur garis halus dan agak ringan.
Dengan kelebihan yang dimiliki oleh serat nanas, disamping pemanfaatan utama
untuk industry tekstil, misal pembuatan kain vertical blind (tirai penutup jendela)
ataupun digunakan sebagai wall paper (kain pelapis dinding), serat nenas dapat
juga dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, misal sebagai bahan baku kertas (pulp),
dikembangkan sebagai bahan composite
sebagai reinforced plastics ataupun roofing (eternit). Sebagai bahan baku pembuat kertas yang cocok untuk
tissue, filter rokok dan pembersih lensa, kertas dari serat daun nenas memiliki
kualitas yang baik dengan permukaan yang halus.
14. Serat Lidah Mertua
Serat
Lidah Mertua diperoleh dari serat daun jenis Sansivera trifasciata, merupakan
jenis tanaman hias famili Agavaceae, termasuk penemuan serat baru dan
mempunyai warna putih, kilau dan kekuatannya seperti sutera. Tanaman ini
berdaun tebal dan memiliki kandungan air sukulen, sehingga tahan kekeringan.
Dalam kondisi lembab atau basah bisa tumbuh subur. Selain cepat pertumbuhannya,
jenis ini berdaun panjang sehingga memungkinkan dihasilkan serat yang baik dan
banyak. Serat ini tergolong dalam serat tumbuhan yang diperoleh dari bagian
daun. Karakteristik Serat Lidah Mertua yaitu serat daunnya panjang, mengkilap,
kuat, elastis dan tidak merapuh meskipun terkena air. Keunggulan sifat-sifat
tersebut menyebabkan serat daun ini berpotensi digunakan sebagai bahan baku
pakaian. Di beberapa negara maju, lidah mertua digunakan sebagai bahan dasar
parfum. Bila ingin membuktikan aromanya, cobalah berdiri di dekat lidah mertua
saat sore hari. Tanaman ini akan menghasilkan wewangian. Terlebih ketika
berbunga. Serat Lidah Mertua juga banyak dimanfaatkan
untuk bahan kerajinan dan sandang.
15. Serat Enceng Gondok
Serat Enceng
Gondok diperoleh dari batang tanaman air enceng gondok (eichhornia crassipes solms), dikenal sebagai gulma air yang pertumbuhannya
sulit dikendalikan. Serat Enceng Gondok berwarna coklat,
kuat, tahan panas dan tahan cuci. Dengan kandungan serat yang cukup besar, eceng
gondok berpotensi untuk dikembangkan dalam bidang komposit berbasis serat alam.
Hal itu dikarenakan tanaman ini dinilai memiliki kualitas serat yang ulet,
kandungan serat cukup tinggi, bahan baku yang melimpah (sustainability resources), murah dan mudah didapat, serta tidak
beracun. Salah satu aplikasinya adalah untuk pembuatan papan serat berkerapatan
sedang. Serat eceng gondok juga sudah dimanfaatkan sebagai bahan baku kerajinan
berupa kursi, meja, tali, hiasan dinding, furniture, dll.
16. Serat Serabut Kelapa (Coir Fiber)
Serat sabut
kelapa (coir fiber) memiliki dua
warna warna kuning kecokelatan dan merah kecokelatan. Sebagai serat alami coir fiber dapat diandalkan, karena ketahanannya
terhadap kelapukan. Ketahanan tersebut merupakan akibat dari kandungan asam silicic dan lignin. Serat sabut kelapa (coir
fiber) anti ngengat dan tahan terhadap jamur. Coir fiber memberikan insulasi yang sangat baik terhadap suhu dan
suara. Coir fiber tidak mudah
terbakar, bentuk konstan bahkan setelah digunakan dan mudah dibersihkan. Coir fiber mampu menampung air 3 kali
dari beratnya, 15 kali lebih lama daripada kapas untuk rusak, 7 kali lebih lama
dari rami untuk rusak. Sabut Geotextiles
adalah 100% bio-degradable dan ramah
lingkungan
17. Serat Kapas
Berasal dari tanaman kapas, dan lebih
dikenal dengan nama jenis kain katun. Jenis kain katun lebih mudah didapat dan
harganya terjangkau. Seratnya nyaman dan bisa dipakai disemua kalangan masyarakat.
Serat kapas sangat penting di industri tekstil karena bahannya mudah didapat,
sangat kuat. Sifat kapas yg kurang kenyal, elastisitas
sangat rendah menyebabkan
kapas mudah kusut. Namun kapas nyaman dan terasa lembut, berdaya serap
baik, mengalirkan panas
dengan baik. Kapas
bisa melemah karena paparan sinar matahari dalam jangka waktu yang
lama dan bisa rusak karena serangga, jamur, lumut serta ngengat. Kapas itu dipintal dan kemudian
manjadi benang, akhirnya ditenun menjadi kain. Industri tekstil banyak
mengandalkan kapas menjadi bahan utama. Kapas jugadDigunakan
sebagai campuran dengan serat lain seperti rayon, poliester, spandeks dan
sebagainya.
18. Serat Kapuk
b. Serat Protein
Serat tekstil
yang mengandung gugus kimia protein yang utama diproduksi adalah :
1.
Serat sutera
2.
Serat wool
Sifat umum serat
protein adalah sangat mudah menyerap air (higroscopis) dibanding serat kapas,
Jika dilakukan uji pembakaran akan menimbukan abu hitam rapuh mengarang
berkerikil, dan bau pembakarannya seperti rambut terbakar, nyala apinya cepat
terambat.
1. Serat sutera
Sutera adalah
serat yang diperoleh dari jenis serangga yang disebut Lepidoptra. Serat sutra berbentuk filament, dihasilkan oleh larva
ulat sutera waktu membentuk kepompong. Sutra sangat mengkilap karena struktur
seperti prisma segitiga, sehingga kain sutra dapat membiaskan cahaya yang masuk
pada sudut yang berbeda. Pemeliharaan ulat sutera dimulai dari negeri Cina,
kemudian menyebar ke Jepang, Asia Tengah, Asia Timur dan Eropa. Pada saat ini
negeri penghasil sutera adalah Jepang, Cina, Italia dan Perancis. Serat sutera memiliki daya jual yang tinggi,
karena memiliki kilau dan kehalusan yang tidak dimiliki serat lain. Kekuatan
serat sutera baik namun dalam keadaan basah kekuatan serat sutera berkurang.
Sutera tidak tahan matahari, penyinaran langsung oleh sinar matahari akan
menyebabkan lama kelamaan menguning dan seratnya rusak. Serat sutera juga tidak tahan panas
dan asam namun tahan terhadap ngengat. Karena
sifat-sifatnya yang sangat baik. Seperti kekuatannya tinggi, daya serapnya
tinggi, pegangannya lembut, tahan kusut, kenampakannya mewah, maka sutera
sangan banyak dipergunakan untuk pakaian, busana, benang jahit, benang jahit
untuk operasi, untuk tekstil, dasi, kaus kaki, pakaian wanita, saputangan, dan
lain sebagainya.
2. Serat Wol
c. Serat Asbes
Nama asbes
berasal dari kata Yunani “Asbestcs”
yang berarti dapat dibakar. Asbes dapat dibagi dalam dua golongan besar, yaitu
:
1.
Asbes amphibole
2.
Asbes serpentine
Rusia
adalah negara penghasil asbes terbesar. Asbes berasal dari perubahan bentuk
atau proses transformasi batu-batu karang. Batu ini tersusun dari zat-zat besi,
magnesium dan silikat. Batu tersebut terletak jauh dipermukaan tanah dan
dipengaruhi oleh tekanan tinggi dan air panas yang mengandung garam-garam dan
karbondioksida terlarut. Serat asbes sedikit menyerap air. Asbes sangat tahan
panas dan api. Asbes merupakan penghantar listrik yang tidak baik. Asbes sangat
tahan terhadap gesekan dan tahan cuaca. Asbes pun bersifat menyerap suara
terutama untuk frekwensi tinggi. Saat ini asbes tidak lagi digunakan sebagai
serat pakaian, karena faktor ekonomi dan kesehatan.
Sumber Pustaka :
Collier,
AM et al, (1968), Handbook of Textiles, Lewis Publisher Ltd, Brighton,
UK
Jumaeri
dkk, (1979), Pengetahuan Barang Tekstil, Institut Teknologi Tekstil,
Bandung
Supandi
dkk., (2009), Pengetahuan Tekstil, (Rangkuman Kuliah), PKK FPTK UPI,
Bandung
Mauresberger,
Mathews, (1970), Textiles Fibers, John Willey & Son, London
Watanabe, Shigeru dkk, (2000), Teknologi
Tekstil, Penerbit Jambatan, Jakarta
Prasetyo,
Andhika P. 2009. Kekuatan Putus (Breaking Strength) Benang dan
Jaring PA Multifilamen pada Penyimpanan di Ruang
Terbuka dan Tertutup. Skripsi. Departemen Pemanfaatan
Sumberdaya Perikanan, FPIK-IPB.
Klust,
Gerhard. 1983b. Fibre Ropes
for Fishing – FAO Fishing Manual. Surrey: Adlard & Son Ltd.
Soeprijono,
P., 1973. Serat-serat
Tekstil. Bandung; Institut Teknologi Tekstil.E4S – Environmental
Teaching Resources.Cotton.
[UNCTAD]
United Nations Conference on Trade and Development. Cotton: Description and
Technical Features. http://r0.unctad.org/infocomm/anglais/COTTON/characteristics.htm.
Mengenal Serat Tekstil. http://www.coatsindustrial.com/id/information-hub/apparel-expertise/know-about-textile-fibres